SRAGEN - Pembangunan jembatan Butuh di Sragen mengalami kendala serius akibat diterjang banjir pada Senin (11/11) malam hingga Selasa (12/11) dinihari. Rangka jembatan yang sedang dalam proses perakitan ambruk akibat terjangan arus deras Bengawan Solo.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Albert Pramono Susanto, mengatakan kontraktor bertanggung jawab penuh atas kejadian ini. Pihaknya akan berupaya agar proyek tetap selesai sesuai target, namun mengakui kemungkinan adanya keterlambatan.
"Rangka jembatan yang belum selesai terbawa arus, saat ini belum sampai ambruk, kalau ambruk proses konstruksi harus dimulai dari awal," ujarnya.
Kepala DPU Sragen, menyatakan bahwa kontraktor bertanggung jawab atas kejadian ini. Metode pengerjaan yang dianggap berisiko tinggi, tanpa memperhitungkan potensi bencana alam, menjadi penyebab utama kerusakan.
Meskipun demikian, pemerintah daerah akan berupaya agar proyek tetap berjalan sesuai rencana. Namun, dengan adanya kendala ini, kemungkinan besar proyek akan mengalami keterlambatan.
Pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan proyek secepatnya. Namun, ia juga mengakui bahwa kejadian ini merupakan sebuah tantangan yang cukup besar.
Dia menyatakan metode yang digunakan sudah melalui kajian dari kontraktor. Secara tempo bisa lebih cepat selesai. Namun resiko hujan bisa menimbulkan kerusakan yang mengganggu proses pembangunan.
"Mereka memakai metode seperti itu, mungkin saat itu, sudah dilaksanakan, dan ternyata kemarin terjadi hujan yang luar biasa," ujarnya.
Lantas kondisi bengawan Solo, ternyata terjadi kenaikan permukaan air sampai 3 meter. "Kemarin sore sudah saya ingatkan tolong dipantau muka air. Terus amankan semua situasi kondisi di lapangan, baik itu konstruksi, material, peralatan, diamankan semua. Tadi malam sudah diukur, jam 12 air naik itu 3 meter, dari biasanya," jelasnya.